Sentrum listrik merata masuk ke pelosok desa dan dusun di Kabupaten Sanggau dengan Sekadau merupakan dambaan masyarakat di sana. Hal tersebut terlihat dari suara masyarakat yang beberapa waktu menjambangi politisi Kalbar asal dapil setempat. Rupanya sudah puluhan tahun indonesia merdeka, tetap saja kebutuhan listrik menjadi barang langka.
“Ya, masyarakat di sana mendambakan listrik. Saya terus dipesankan agar serius memperjuangkan jaringan listrik. Bukan saya saja, tetapi politisi lain juga,” kata Musa anggota DPRD Kalbar dari Fraksi PDI Perjuangan belum lama ini.
Menurutnya masyarakat di sana selalu membicarkan persoalan pemerataan listrik seluruh desa dan dusun di Kabupaten Sanggau dengan Sekadau. Sebab, beberapa desa dan dusun di sana rupanya banyak yang belum dimasuki aliran listrik.
“Sesungguhnya persoalan listrik adalah persoalan mendasar yang sangat dibutuhkan masyarakat. Warga di sana menyampaikan melalui aspirasi saat reses maupun bertandang ke DPRD Kalbar,” ucapnya.
Dia menyampaikan sampai tahun 2022 hingga tahun 1945, Indonesia merdeka rupanya belum seluruh desa dan dusun di Sanggau-Sekadau teraliri sentrum listrik. Dampaknya aktivitas masyarakat di sana pada malam hari kerap terganggu, sunyi, sepi dan senyap. Andalan kelistrikan selain berbagi genset juga memakai alat tradisional pelita tempo dulu. Mirisnya ketika ujian nasional berbasis komputer, pelajar di sana kerap mengeluh. Persoalannya adalah bagaimana komputer mau nyala kalau aliran listrik tidak ada sama sekali. “Lah Bagaimana mau mengirim data kalau tak ada internet,” ujarnya.
Musa menambahkan tidak meratanya jaringan listrik disebabkan kemampuan keuangan daerah terbatas. Walaupun Kementerian BUMN sudah mensupport anggaran untuk pembangunan distribusi jaringan listrik, namun nilainya juga tidak menyeluruh.
Disisi lain, infrastruktur jalan di daerah juga belum memadai. Akibatnya PLN kesulitan mengangkut material pembangunan jaringan listrik. “Biaya akomodisi dibutuhkan juga semakin besar,” ucapnya.
Selain persoalan kelistrikan, masyarakat di sana juga menyuarakan persoalan infrastruktur jalan lingkungan, jalan kabupaten dan jalan provinsi. Mereka berharap jalan mereka dapat diperbaiki. Disisi lain, normalisasi sungai juga menjadi harapan warga, karena sejumlah daerah rawan banjir dan mengganggu aktivitas masyarakat.
Anggota DPRD Kalbar ini memastikan akan mengawal suara masyarakat dan menyampaikan saat rapat kerja bersama mitra terkait. Dia juga berharap sinergitas antara pemerintah kabupaten dan anggota DPRD Kalbar terus terjalin. Ini supaya pembangunan di daerah bisa disinergikan.
“Pemkab juga diminta pro aktif mengundang DPRD saat Musrembang Kabupaten supaya keinginan warga dapat disuarakan bahkan diperjuangkan,” ucapnya.
Musa juga memuji Pemkab Sanggau yang selalu mengundang berkenaan dengan musrembang tingkat kabupaten. Ke depan ia berharap pemkab lain dapat mengikuti.
“Pemerintah daerah kita minta tak memandang anggota DPRD Kalbar sepele saja. Kami bekerja menyampaikan aspirasi masyarakat ke mitra terkait demi desa mereka. Saya berharap pemerintah lebih peka,” ujarnya.