Masyarakat Desa Bakau Besar Laut mengeluhkan kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang tak tertata dan dikelola dengan baik. Sebab, sampah yang menumpuk di TPA menimbulkan dampak pencemaran lingkungan hingga mengancam kesehatan masyarakat setempat. Baunya mengerikan..!!
Menindaklanjuti keluhan masyarakat, Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Bakau Besar Laut mendesak agar Pemerintah Kabupaten Mempawah melalui OPD segera membangun TPA baru. Jika tetap tak ada kejelasan, BPD mengancam akan memblokir dan menghentikan paksa operasional TPA.
“Kami berikan waktu hingga 14 November 2022 pukul 24.00 WIB, jika tidak ada kepastian dan kejelasan terkait pembangunan TPA yang baru maka akan kita tutup paksa TPA di Desa Bakau Besar Laut,” tegas Anggota BPD Bakau Besar Laut, Ishaq Alqindi.
Menurut Ishaq, BPD Bakau Besar Laut telah melakukan upaya persuasif dalam rangka mencari solusi terbaik terhadap permasalahan TPA. Yakni dengan melayangkan surat pemberitahuan dengan nomor : 660.1/07/BPD SBBL yang ditandatangani Ketua BPD, Rohandi pada 8 November lalu.
“BPD sudah melayangkan surat kepada semua pihak terkait termasuk Bupati, DPRD dan lainnya. Intinya kita minta ada kepastian terkait pembangunan TPA baru yang lokasinya masih di wilayah Desa Bakau Besar Laut,” tuturnya. Terkait TPA, Ishaq menyebut kondisinya sangat memprihatinkan. TPA tak ditata dan dikelola sebagaimana mestinya sehingga menyebabkan tumpukan sampah semakin menggunung.
“Tumpukan sampah di TPA sudah lebih tinggi dari rumah warga. Harusnya ada penataan dan pengelolaan agar sampah yang ada di TPA tidak menimbulkan permasalahan bagi masyarakat dan lingkungan,” pendapatnya.
Tak hanya itu, masih dikatakan Ishaq, tumpukan sampah di TPA berdampak terhadap polusi serta pencemaran. Baik menyangkut polusi udara maupun pencemaran air yang menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat.
“Apalagi musim hujan dan banjir, tumpukan sampah mengeluarkan bau busuk. Bahkan, air rendaman sampah mengalir ke parit-parit di pemukiman masyarakat. Sementara, warga menggunakan air tersebut untuk kebutuhan Mandi, Cuci dan Kakus (MCK),” bebernya.
Selama ini, lanjut Ishaq masyarakat Desa Bakau Besar Laut di sekitar lokasi TPA sudah cukup bersabar merasakan dampak dari pencemaran TPA. Padahal, masyarakat di sekitar TPA sangat beresiko terserang penyakit.
“Sudah puluhan tahun masyarakat merasakan dampak buruk TPA ini. Masyarakat sudah sangat bersabar dan menunggu kebijakan pemerintah daerah untuk mengatasi permasalahan TPA. Namun, sampai hari ini tidak ada solusi sebagaimana diharapkan,” katanya.
Karenanya, dia mendesak Pemerintah Kabupaten Mempawah agar segera merespon keinginan masyarakat untuk membangun TPA baru yang lebih strategis jauh dari pemukiman masyarakat. Terlebih, wacana pembangunan TPA baru sudah kerap disampaikan sejak beberapa tahun silam.
“Kita mendukung dan mendorong pembangunan TPA baru yang lokasinya lebih aman dan strategis. Yakni lebih luas dan jauh dari pemukiman. Kita mendesak pemerintah daerah tidak menunda-nunda lagi pembangunan TPA baru,” pungkasnya. (wah)